KAJIAN JUZ 27
(Menyambut Isra Mi'Raj Tgl.27 Rajab 1432 H)
Al Quran sebagaimana kita ketahui memiliki tujuh fungsi. Yang pertama saat kita membaca Al Quran hendaknya terbentuk suatu Kesadaran (Dzikrun) sehingga menjadikannya Petunjuk dalam kehidupan (Hudan) dan Al Quran telah menjadikan petunjuk itu Gamblang (Bayan) sehingga kita mampu memfungsikannya sebagai penyembuh penyakit yang ada dalam dada (Syifa). Setelah hati bersih maka Al Quran menjadi penerang (Nur) yang menjadikan kita memiliki penggetahuan (Ilmu) dan mampu diwujudkan dalam kehidupan sehingga jelas berbeda dengan yang batil (Furqon).
Jika seseorang dalam tujuh hari tujuh malam memfungsikan tujuh fungsi Al Quran tersebut, terutama tujuh ayat Ummul Quran, Al Fatihah, maka ia akan mampu solat penuh kekhusuan. Ketika ia berdoa dalam qolbu saat sujud, yaitu sujud yang dibarengi tujuh anggota badan rukun sujud ; dua ujung telapak kaki, dua lulut, dua telapak tangan dan kening, maka maka seluruh mahluk Allah yang berada di tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi akan ikut serta mengaminkan.
Juz 27 terdiri dari 7 Surat dimulai dari Surat 51 ayat 31 sampai dengan Surat 57 ayat terakhir atau ayat 29. Dibuka dengan kisah diazabnya kaum-kaum yang mendustakan para Rasul dengan berbagai bencana yang membinasakan dan diakhiri dengan ayat-ayat yang menyiratkan keharusan kita berfikir bahwa Allah telah menciptakan Besi yang kuat maka hendaknya kita tergugah untuk memiliki kekuatan dan keteguhan untuk meneggakan ajaran-Nya.
Dari Juz tersebut dapat ditarik 27 bentuk kesadaran sbb.:
1. Hendaknya kita melakukan introspeksi apakah ada keangkuhan dalam diri kita yang tidak disadari ? Keangkuhan adalah merasa benar dan tersinggung jika diberitahukan kebenaran, walaupun solatnya dari takbir sampai salam tidak disertai hati dan waktunya banyak sia-sia. Keangkuhan yang tidak disadari adalah kita tetap seperti itu tanpa tidak perduli. Kaum Tsamud berlaku angkuh dengan Perintah Allah maka mereka disambar petir yang membinasakan(S 51:44).
2. Apakah peringatan-peringatan Allah telah membuka kesadaran? Jika tidak maka semua ayat-ayat Allah tidak akan bermanfaat ( S.51:55). Hindari menjadikan Islam atau Majelis atau kelompok jamaah suatu yang Eksklusif atau Inklusif. Kita merasa istimewa dan bangga dengan Islam atau kelompok jamaah atau imam kita. Apakah anda meng-akbarkan Allah atau membesarkan hawa nafsu sendiri? Tipuan setan itu halus. Kita rame-rame solat tarawih pada bulan Ramadhan dengan penuh kegembiraan, namun solatnya kebut-kebutan sama sekali jauh dari penghayatan. Menjelang Idul Fitri semua sibuk dengan memikirkan makanan lebaran dan baju baru dan segala barang baru. Apakah kita memikirkan sejauh mana saum kita telah membakar hawa nafsu? Apakah benar kita kembali fitri? Atau sekarang malah gembira karena tidak ada lagi yang mengekang nafsu? Apakah kita menang atau setan yang tetap menang? Jangan-jangan setan tertawa terpingkal-pingkal melihat kebodohan manusia.
3. Allah berfirman : “ Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk mengabi kepada-Ku ( S 51:56)”. Apakah kita mengabdi kepada-Nya atau pada hanya keinginan sendiri? Apakah kita saat terbangun dari tidur ingat Dia dan perintah-perintah-Nya? Atau langsung ingat berbagai kesibukan atau kebutuhan. Sehari penuh kita berjuang untuk kepentingan karir, keluarga , kebutuhan, target, dsb. Mengapa tidak menyandarkan semua aktifitas pada perintah-Nya? Allah tidak menyuruh kita sehari-semalam wirid di mesjid atau mushola dan mengabaikan kewajiban pada keluarga. Seorang mukmin itu harus memberi manfaat kepada orang lain bahkan Rasul itu Rahmatan lil alamin.
4. Allah berfirman : “ Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan (S 52:17).” Kita teliti diri sendiri apakah kita telah memiliki ketenangan dan kenyamanan batin atau masih dalam kegalauan dan aneka kebingungan.
5. Al Quran S 52 ayat 28 ; “ Sesungguhnya kami mengabdi pada-nya sejak dahulu. Dialah Yang Melimpahkan kebaikan, Maha Penyayang” Dari ayat ini kita tafakur sejauh mana kita telah banyak melakukan kebaikan dan menyayangi orang dan mahluk lain?
6. Al Quran S S 53 ayat 3 : “ Dan tidaklah yang dicapkannya itu dari hawa nafsu”. Apakah kita sudah mampu mengendalikan lisan kita atau malah asal bicara dan banyak ngobrol sia-sia apalagi berdosa seperti membicarakan kejelekan orang lain?
7. Firman Allah : “ Atau apakah manusia akan mendapat segala yang diinginkannya?” (S 53;24). Semua yang ada di langit dan di bumi itu milik Allah, jika ada suatu keinginan kita teliti apakah sesuai dengan perintah dan tidak melanggar larangan-Nya?
8. Apakah kita telah menjadikan ilmu sebagai imamnya amal? ( S 53:28). Semua aktifitas manusia dalam segala aspek seperti cara bekerja, cara berumah-tangga, cara bermasyarakat, cara sholat, cara makan, cara minum sampai cara ke kamar mandi telah dibimbing oleh Allah dan Rasul-Nya. Hendaknya kita gali.
9. Firman Allah : “ Maka tinggalkanlah orang yang berpaling dari peringatan Kami dan dia hanya mengingini kehidupan dunia?” Apakah jiwa kita masih tetap seperti ini?
10. “ Dan sungguh Kami telah mudahkan Al Quran untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”( S 54:17) Apakah kita telah menjadikan ayat-ayat Al Quran sebagai renungan dan pemikiran atau membacanya sambil lalu?
11. “ Sungguh orang yang berdosa berada dalam kesesatan ( di dunia) dan akan berada dalam neraka.” (S 54:47) Apakah hati kita masih kesat ?
12. “ Dan segala sesuatu yang mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan” ( S 54:52). Apakah kita selalu mencatat yang telah dikerjakan dan membuat perencanaan yang akan dikerjakan? Seorang mukmin itu waktunya teroganisir dengan baik. Hadis Rasul SAW yang terkenal bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, jika sama berarti rugi, jika lebih jelek maka celaka.
13. “ Dan tegakkanlah keseimbangan itu dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu” ( S 55:9) Apakah kita memiliki keseimbangan antara siang dan malam, dunia dan akhirat, diri kita dengan keluarga, keluarga dan masyarakat? Jangan sekali-kali kita merusak Ekosistem, yaitu keseimbangan di alam semesta.
14. “Semua yang ada di bumi akan binasa” ( S 55:26) Bagaimana kalau besok pagi kita dipanggil-Nya? Atau kita merasa hidup masih lama masih banyak waktu untuk bertobat dan persiapan mati?
15. “Dan orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya lalu direngut ubun-ubun dan kakinya” ( S 55: 41) Apakah kita berwajah muram gelap atau berwajah cerah?
16. “ Dan bagi siapa yang takut menghadap Rabbnya ada dua surga” (S 55:46) Apakah kita tergolong orang yang takut atau merasa terjamin jadi akhli surga?
17. “Terjadinya (kiamat) tidak dapat didustakan” ( S 56:2) Apakah sebatas pengakuan percaya akan hari kiamat atau selalu mempersiapkan diri ?
18. “Dan kamu menjadi tiga golongan” ( S 56:7) Menurut penilaian diri sendiri secara jujur tergolong yang manakah saat ini? Akhli surga atau akhli neraka? Mana buktinya?
19. “Sesungguhnya mereka ( Akhli Neraka) dahulu hidup bermewah-mewah” ( S 56:45) Apakah diri kita masih sama seperti orang kafir yaitu selalu mengidamkan dan bangga dengan kemewahan?
20. “Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum?” ( S 56:68) Atau asal minum?
21. “Maka pernahkah memperhatikan api yang kamu nyalakan?” ( S 56:71) Atau tidak pernah berfikir?
22. “Tidak ada yang menyentuhnya ( Al Quran) selain hamba-hamba yang disucikan” ( S 56:79). Apakah diri kita sudah bersih dari tabiat setan? Sebab setan tidak akan mampu mewujudkan Al Quran dalam dirinya.
23. “Dan kamu menjadikan rezeki yang kamu terima ( Al Quran) justru untuk mendustakan?” ( S 56:82). Malah kamu memilih kesenangan dunia ini dan melalaikan Al Quran!
24. “......Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha melihat Yang kamu kerjakan” ( S 57:4) Apakah kita selalu sadar ini atau selalu lalai?
25. “Miliknyalah kerajaan langit dan bumi. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan” ( S57:5) Apakah kita masih terlena dengan urusan sendiri?
26. “....Dan Dia telah mengambil janjimu, jika kamu orang beriman” (S 57:8). Apakah kita telah memenuhi janji-janji kepada Allah seperti takbir kita Allahu Akbar bahwa Allah-lah yang besar bukan hawa nafsu atau hanya sekedar ucapan bacaan?
27. Allah berfirman dalam Surat Al Hadid ayat 16 : “ Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk secara khusu mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan. Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu. Kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati menjadi keras. Dan banyak diantara mereka menjadi orang-orang fasik”